Selasa, 01 November 2016

Software bridging BPJS untuk RS

Menu pencarian pasien BPJS. Contoh Menu Pencarian Data Pasien BPJS Dengan adanya menu pencarian data pasien BPJS, akan mempermudah saat proses pendaftaran. Data pasien tidak perlu diketik satu per satu, akan tetapi cukup dengan melakukan pengambilan data pasien melalui nomor kartu BPJS pasien tersebut. Dengan demikian, proses registrasi pasien menjadi lebih singkat. Menu pembuatan dan cetak SEP Menu pembuatan dan cetak SEP nantinya juga akan menjadikan kemudahan bagi petugas pendaftaran di lapangan agar dapat melakukan pencetakan SEP dengan lebih cepat. Petugas cukup memakai aplikasi SIMRS rumah sakit untuk generate SEP, tidak perlu beralih ke aplikasi BPJS sehingga kerja petugas akan lebih terbantu. Jika di lapangan ada dua kelompok petugas yang bekerja untuk melakukan registrasi dan pembuatan sep secara terpisah, nantinya petugas registrasi pasien justru dapat merangkap sebagai pembuat SEP. Contoh Menu Create SEP Daftar nomor SEP pasien. Daftar nomor SEP pasien nantinya juga akan disimpan di dalam tabel tersendiri dan ditampilkan dalam aplikasi SIMRS sehingga akan memudahkan petugas apabila perlu mencetak data SEP pasien setelahnya. Contoh Menu Daftar SEP Pasien Menu kirim data InaCBG. Contoh Menu Kirim Data InaCBG Menu InaCBG ini akan dipakai untuk mempercepat proses grouper. Nantinya data akan dikirimkan secara antrian ke server inaCBG untuk diproses. Selanjutnya akan disimpan berbagi informasi yang diperlukan. Dengan demikian cukup mempermudah proses grouper karena petugas tidak perlu menginputkan data satu per satu lagi.

Senin, 19 September 2016

System pengelasan

TEKNIK PENGELASAN

Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu. Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan sebagainya.

Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi nlubang-lubang pada coran. Membuat lapisan las pada perkakas mempertebal bagian-bagian yang sudah aus, dan macam –macam reparasi lainnya. Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan sarana untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan dan memperlihatkan kesesuaian antara sifat-sifat las dengan kegunaan kontruksi serta kegunaan disekitarnya.

Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya didalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya memerlukan bermacam-macam penngetahuan. Karena itu didalam pengelasan, penngetahuan harus turut serta mendampingi praktek, secara lebih bterperinci dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan. Cara ini pemeriksaan, bahan las, dan jenis las yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dari bagian-bagian bangunan atau mesin yang dirancang.

Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Pada waktu ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan termasuk pengelasan yang dilaksanakan dengan cara menekan dua logam yang disambung sehingga terjadi ikatan antara atom-atom molekul dari logam yang disambungkan.klasifikasi dari cara-cara pengelasan ini akan diterangkan lebih lanjut.

Pada waktu ini pengelasan dan pemotongan merupakan pengelasan pengerjaan yang amat penting dalam teknologi produksi dengan bahan logam. Dari pertama perkembangannya sangat pesat telah banyak teknologi baru yang ditemukan. Sehingga boleh dikatakan hamper tidak ada logam yang dapat dipotong dan di las dengan cara-cara yang ada pada waktu ini. Dalam bab ini akan diterangkan beberapa cara penngelasan dan pemotongan yang telah banyak digunakan sedangkan penerapannya dalam praktek akan diterangkan dalam bab-bab yang lain.

KLASIFIKASI CARA-CARA PENGELASAN DAN PEMOTONGAN

Sampai pada waktu ini banyak sekali cara-cara pengklasifikasian yang digunakan dalam bidang las, ini disebabkan karena perlu adanya kesepakatan dalam hal-hal tersebut. Secara konvensional cara-cara pengklasifikasi tersebut vpada waktu ini dapat dibagi dua golongan, yaitu klasifikasi berdasarkan kerja dan klasifikasi berdasarkan energi yang digunakan.

Klasifikasi pertama membagi las dalam kelompok las cair, las tekan, las patri dan lain-lainnya. Sedangkan klasifikasi yang kedua membedakan adanya kelompok-kelompok seperti las listrik, las kimia, las mekanik dan seterusnya. Bila diadakan pengklasifikasian yang lebih terperinci lagi, maka kedua klasifikasi tersebut diatas dibaur dan akan terbentuk kelompok-kelompok yang banyak sekali. Diantara kedua cara klasifikasi tersebut diatas kelihatannya klasifikasi cara kerja lebih banyak digunakan karena itu pengklasifikasian yang diterangkan dalam bab ini juga berdasarkan cara kerja.

Berdasrkan klasifikasi ini pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama yaitu : pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian.

Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas yang terbakar.

Pengelasan tekan adalah pcara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu.

Pematrian adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan disatukan denngan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam hal ini logam induk tidak turut mencair.

Pemotongan yang dibahas dalam buku ini adalah cara memotong logam yang didasarkan atas mencairkan logam yang dipotong. Cara yang banyak digunakan dalam pengelasan adalah pemotongan dengan gas oksigen dan pemotongan dengan busur listrik.

Pengelasan yang paling banyak ndigunakan pada waktu ini adalah pengelasan cair dengan busur gas. Karena itu kedua cara tersebut yaitu las busur listrik dan las gas akan dibahas secara terpisah. Sedangkan cara-cara penngelasan yang lain akan dikelompokkan dalam satu pokok bahasan. Pemotongan, karena merupakan masalah tersendiri maka pembahasannya juga dilakukan secara terpisah.Dibawah ini klasifikasi dari cara pengelasan :

a) Pengelasan cair

Ø Las gas

Ø Las listrik terak

Ø Las listrik gas

Ø Las listrik termis

Ø Las listrik elektron

Ø Las busur plasma

b) Pengelasan tekan

Ø Las resistensi listrik

Ø Las titik

Ø Las penampang

Ø Las busur tekan

Ø Las tekan

Ø Las tumpul tekan

Ø Las tekan gas

Ø Las tempa

Ø Las gesek

Ø Las ledakan

Ø Las induksi

Ø Las ultrasonic

c) Las busur

Ø Elektroda terumpan

d) Las busur gas

Ø Las m16

Ø Las busur CO2

e) Las busur gas dan fluks

Ø Las busur CO2 dengan elektroda berisi fluks

Ø Las busur fluks

Ø Las elektroda berisi fluks

Ø Las busur fluks

Ø Las elektroda tertutup

Ø Las busur dengan elektroda berisi fluks

Ø Las busur terendam

Ø Las busur tanpa pelindung

Ø Elektroda tanpa terumpan

Ø Las TIG atau las wolfram gas

A. LAS BUSUR LISTRIK

Las busur listrik atau pada umumnya disebut las listrik termasuk suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jadi surnber panas pada las listrik ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara elektroda las dan benda kerja. Benda kerja merupakan bagian dari rangkaian aliran arus listrik las. Elektroda mencair bersama-sama dengan benda kerja akibat dari busur api arus listriik. Gerakan busur api diatur sedemikian rupa, sehingga benda kerja dan elektroda yang mencair, setelah dingin dapat menjadi satu bagian yang sukar dipisahkan. Jenis sambungan dengan las listrik ini merupakan sambungan tetap. Penggolongan macam proses las listrik antara lain, adalah :

1.      Las listrik dengan Elektroda Karbon, misalnya :

·         Las listrik dengan elektroda karbon tunggal

·         Las listrik dengan elektroda karbon ganda

 
Pada las listrik dengan elektroda karbon, maka busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau diantara dua ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang akan dilas. Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau elektroda yang berselaput fliksi.

2.  Las Listrik dengan Elektroda Logam, misalnya :

·         Las listrik dengan elektroda berselaput,

·         Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas),

·         Las listrik submerged.

·         Las listrik dengan elektroda berselaput

Las listrik ini menggunakan elektroda berelaput sebagai bahan tambahan.

 

Busur listrik yang terjadi di antara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan ujung elektroda dan sebagaian bahan dasar. Selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elekroda kawah las, busur listrik terhadap pengaruh udara luar. Cairan selaput elektroda yang membeku akan memutupi permukaan las yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Perbedaan suhu busur listrik tergantung pada tempat titik pengukuran, missal pada ujung elektroda bersuhu 3400° C, tetapi pada benda kerja dapat mencapai suhu 4000° C.

 Las Listrik TIG

Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas = Tungsten Gas Mulia) menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar merupakan sumber panas, untuk pengelasan. Titik cair elektroda wolfram sedemikian tingginya sampai 3410° C, sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik. Tangkai listrik dilengkapi dengan nosel keramik untuk penyembur gas pelindung yang melindungi daerah las dari luar pada saat pengelasan. Sebagian bahan tambah dipakai elektroda selaput yang digerakkan dan didekatkan ke busur yang terjadi antara elektroda wolffram dengan bahan dasar. Sebagian gas pelindung dipakai angin, helium atau campuran dari kedua gas tersebut yang pemakaiannya tergantung dari jenis logam yang akan di las. Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengan air bersikulasi.

Pembakar las TIG terdiri dari :

1) Penyedia arus

2) Pengembali air pendingi,

3) Penyedia air pendingin,

4) Penyedia gas argon,

5) Lubang gas argon ke luar,

6) Pencekam elektroda,

7) Moncong keramik atau logam,

8) Elektroda tungsten,

9) Semburan gas pelindung.

Las Listrik Submerged

Las listrik submerged yang umumnya otomatis atau semi otomatis menggunakan fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar. Busur listrik di antara ujung elektroda dan bahan dasar di dalam timnunan fluksi sehingga tidak terjadi sinar las keluar seperti biasanya pada las listrik lainya. Operator las tidak perlu menggunakan kaca pelindung mata (helm las).

Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencir dan membeku dan menutup lapian las. Sebagian fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi setelah dibersihkan dari terak-terak las.

Elektora yang merupakan kawat selaput berbentuk gulungan (roll) digerakan maju oleh pasangan roda gigi yang diputar oleh motor listrik ean dapat diatur kecepatannya sesuai dengan kebutuhan pengelasan.

Las Listrik MIG

Seperti halnya pad alas listrik TIG, pad alas listrik MIG juga panas ditimbulkan oleh busur listrik antara dua electron dan bahan dasar. Elektroda merupakan gulungan kawat yang berbentuk rol yang geraknya diatur oleh pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motor listrik. Gerakan dapat diatur sesuai dengan keperluan. Tangkai las dilengkapi dengan nosel logam untuk menghubungkan gas pelindung yang dialirkan dari botol gas melalui slang gas.

Gas yang dipakai adalah CO2 untuk pengelasan baja lunak dan baja. Argon atau campuran argon dan helium untuk pengelasan aluminium dan baja tahan karat. Proses pengelasan MIG ini dadpat secara semi otomatik atau otomatik. Semi otomatik dimaksudkan pengelasan secara manual, sedangkan otomatik adalah pengelasan yang seluruhnya dilaksanakan secara otomatik.

Elektroda keluar melalui tangkai bersama-sama dengan gas pelindung.

B. Arus Listrik

1. Arus Searah ( DC = Direct Current )

Pada arus ini, elektron-elektron bergerak sepanjang penghantar hanya dalam satu arah.

2. Arus Bolak-balik ( AC = Alternating Current )

Arah aliran arus bolak-balik merupakan gelombang sinusoide yang memotong garis nol pada interval waktu 1/ 100 detik untuk mesin dengan frekuensi 50 hertz (Hz). Tiap siklus gelombang terdiri dari setengah gelombang positif dan setenngah gelombang negative. Arus bolak-balik dapat diubah menjadi arus searah dengan menggunakan pengubah arus (rectifier/adaftor).

C.  Pengkutuban Elektroda

1. Pengkutuban Langsung

Pada pengkutuban langsung ini, kabel elektroda dipasang pada terminal negative (-) dan kabel massa pada terminal positif (+). Pengkutuban langsung sering disebutserkuit las listrik dengan elektroda negative (DC-).

2. Pengkutuban Terbalik

Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada terminal positif dan kabel massa dipasang pada terminal negative. Pengkutuban terbalik sering disebut sirkuit las listrik elektroda positif (DC+).

3. Pengaruh Pengkutuban Pada Hasil Las

    Pemilihan jenis arus maupun pengkutuban pada pengelasan tergantung kepada :
        a. Jenis bahan dasar yang akan dilas
        b. Jenis elektroda yang dipergunakan

Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah pada penembusan lasnya. Pengkutuban langsung akan menghasilkan penembusan yang dangkal, pengkutuban terbalik akan menghasilkan penembusan yang dalam. Pada arus bolak-balik (AC), penembusan yang menghasilkan dapat dangkal dan dapat dalam, atau antara keduanya.

PERALATAN LAS LISTRIK

Peralatan las listrik ini terdiri dari :

    a. Pesawat las,
    b. Alat-alat bantu las,
    c. Perlengkapan keselamatan kerja,
    d. Elektroda.

a. Pesawat Las

Jika ditinjau dari arus yang ke luar, pesawat las dapat digolongkan menjadi :

      1) Pesawat las arus bolak-balik (AC),
      2) Pesawat las arus searah (DC),
      3) Pesawat las arus bolak-balik dan searah (AC-DC), yang merupakan gabungan dari pesawat AC dan DC.

1) Pesawat Las Arus bBolak-Balik (AC)

Pesawat las jenis ini terdiri dari transformator yang dihubungkan dengan jala PLN atau dengan pembangkit listrik, motor disel, atau        motor bensin. Kapasitas trafo biasanya 200 sampai 500 ampere. Sedangkan voltase (tegangan) yang ke luar dari pesawat trafo ini antara 36 sampai 70 volt, dan ini bervariasi menurut pabrik yang mengeluarkan pesawat las trafo ini. Gambar memperlihatkan salah satu jenis pesawat las transformator AC.

2) Pesawat Las Arus Searah (DC)

Pesawat ini dapat berupa pesawat tranformator rectifier, pembangkit listrik motor disel atau motor bensin, maupun pesawat pembangkit listrik yang digerakan oleh motor listrik digerakkan oleh motor listrik (motor generator).

3) Pesawat Las AC-DC

Pesawat las ini merupakan gabungan dari pesawat las arus bolak-balik dan arus searah. Dengan pesawat ini akn lebih banyak kemungkinan pemakainya karena arus yang keluar dapat searah maupun bolak-balik (AC-DC).
Pesawat las jenis ini mialnya tranformator rectifier maupun pembangkit listrik motor disel. 

 b. Alat-alat bantu Las

Pada pengelasan terdapat alat bantu yang terdiri dari :

         1) Kabel las,
         2) Pemegang elektroda,
         3) Palu las,
         4) Sikat kawat,
         5) Klem masa,
         6) Penjepit.

 1. Kabel Las

Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dengan karet isolasi. Yang disebut kabel las ada tiga macam, yaitu :

a. Kabel elektroda , yaitu kabel yang menghubungkan pesawat las dengan elektroda.
b. Kabel masa, yaitu yang menghubungkan pesawat las dengan benda kerja.
c. Kabel tenaga, yaitu kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau jaringan lisrtik dengan pesawat las.

Tabel  ukuran  kabel  las (mm²)

Tabel Ukuran kabel tenaga untuk 3 kabel konduktor

2. Pemegang Elektroda

Ujung yang berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda. Ini terdiri dari mulut penjepit dan pemegang yang dibungkus oleh bahan penyekat (biasanya dari embonit).

3. Palu Las

Palu ini digunakan untuk melepaskan dan mngeluarkan terak las pada jalur las dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las. Gunakanlah kaca mata terng pada waktu poembersihan terak, sebeb dapat memercikan pada mata.

4. Sikat Kawat

Sikat kawat digunakan untuk :
a. Membersihkan benda kerja yang akan dilas,
b. Membersihkan terak las yang sudah dilepas dari jalur las oleh pukulan palu las

5. Klem massa

Ini adalah alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja. Terbuat dari bahan yang menghantar dengan baik (tembaga). Klem masa dilengkapi dengan pegas yang kuat, yang dapat menjepit benda kerja dengan baik. Tempat yang dijepit harus bersih dari kotoran (karet, cat, minyak dan sebagainya).

6. Penjepit
Ini digubakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang masih panas sehabis pengelaan.

c. Perlengkapan keselamatan Kerja

Pada perlengkapan keselamatan kerja terdiri dari :

    1. Helm las (topeng las),
    2. Tarung tangan
    3. Baju las (apron)
    4. Sepatu las
    5. Kamar las

1. Helem Las (Topeng Las)

Gunanya untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las (ultra violet dan infra merah). Sinar las yang terang itu tidak boleh dilihat dengan mata langsung sampai jarak 15 meter.Kaca dari helem las atau topeng las adalah khusus yang dapat mengurangi sinar las tersebut. Dan melindungi kaca khusus tersebut dari percikan las, dipakailah kaca kaca bening pada bagian luarnya.

2. Sarung tangan

Dibuat dari kulit atau asbes lunak. Untuk memudahkan memegang pemegang elektroda. Pada waktu mengelas, sarung tangan ini selalu harus dipakai.

3. Baju Las (Apron)

Dibuat dari kulit atau asbes. Baju las yang lengkap dapat melindungi badan dan sebagaian kaki.Untuk pengelasan posisi di atas kepala harus memakai baju las yang lengkap. Sedangkan pengelasan lainya cukup menggunakan apron.

4. Sepatu Las

Berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api. Jika tidak ada sepatu las, pakailah sepatu biasa yang rapat, jangan sampai mudah kemasukan percikan bunga api.

5. Kamar Las

Kamar las dibuat dari bahan tahan api. Kamar las penting, yaitu agar orang yang ada di sekitar tidak terganggu oleh bahaya las.
Untuk mengeluarkan gas, sebaiknya kamar las dilengkapi dengan sistem ventilasi. Kamaar las dilengkapi dengan meja las yang bebas dari bahaya kebakaran. Di sekitar kamar las ditempatkan alat pemadam kebakaran dan pasir.

d. Elektroda

Elektroda yang dipergunakan pad alas busur mempunyai perbedaan komposisi selaput maupun kawat inti. Diantaranya adalah elektroda berselaput . Pada elektroda ini pengelasan fluksi pada kawat inti dapat dengan cara destruksi, semprot atau celup. Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 sampai 7 mm dengan panjang antara 350 sampai 450 mm.

1. Jenis – jenis Selaput Fluksi Elektroda

Bahan untuk selaput fluksi elektroda tergantung pada kegunaanya, yaitu antara lain selulosa, kalium karbonat, tintanikum dioksida,       kaolin, kalium oksida mangan, oksida besi, serbuk besi, besi silicon, besi mangan dan sebagainya, dengan persentase yang berbeda-beda untuk tiap jenis elektroda.

2. Tebal selaput

Tergantung dari jenisnya, tebal selaput elektroda antara 10% sampai 50% dari diameter elektroda. Pada waktu pengelasan selaput elektroda ini nakan ikut mencair dan menghasilkan gas CO2 yang melindungi cairan las, busur listrik, dan sebagian benda kerja terhadap udara luar. Udara luar yang mengandunng O2 dan N akan dapat mempengaruhi sifat mekanik dari logam las. Cairan selaput yang disebut terak akan tereapung dadn membeku melapisi permukaan las yang masih panas.

Memilih Besar Arus Listrik

Besarnya arus listrik untuk pengelasan tergantung pada ukuran diameter dan macam-macam elektroda las.

Tabel Besar arus dalam ampere dan diameter (mm)

Keterangan :

a. E menyatakan elektroda
b. Dua angka setelah E (misalnya 60 atau 70) menyatakan kekuatan tarik defosit las dalam ribuan dengan 1b/inchi²
c. Angka ketiga setelah E menyatakan posisi pengelasan, yaitu :
           – Angka (1) untuk pengelasan segala posisi,
           – Angka (2) untuk pengelasan posisi datar dan bawah tangan.
d. Angka ke empat setelah E menyatakan jenis selaput dan jenis arus yang cocok dipakai untuk pengelasan.

Dasar- dasar Las Gas

Las gas, yang dilapangan lebih dikenal dengan istilah las karbit, sebenarnya adalah pengelasan yang dilaksanakan dengan pencampuran 2 jenis gas sebagai pembentuk nyala api dan sebagai sumber panas. Dalam proses las gas ini, gas yang digunakan adalah campuran dari gasa Oksigen (O2) dan gas lain sebagai gas bahan bakar (fuel gas). Gas bahan bakar yang paling popular dan paling banyak digunakan dibengkel-bengkel adalah gas Aetilen ( dari kata “acetylene”, dan memiliki rumus kimia C2H2 ). Gas ini nmemiliki beberapa kelebihan dibandingkan gas bahan bakar lain. Kelebihan yang dimiliki gas Asetilen antara lain menghasilkan temperature nyala api lebih tinggi dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara ataupun Oksigen.

Dari table diatas, gas-gas lain yang juga berperan adalah gas propane (LPG), methane dan hydrogen. Karena temperature nyala api yang dihasilkan lebih rendah dari gas asitilen maka ketiga jenis gas ini jarang dipakai sebagai gas pencampur.
Seperti disebut diatas, gas Asetilen merupakan jenis gas yang paling banyak digunakan sebagi bpencampuran dengan gas Oksigen. Jika gas Asetilen digunakan sebagi gas pencampur maka seringkali proses pengelasan disebut dengan las karbit. Gas Asetilen ini sebenarnya dihasilkan dari reaksi batu Kalsium KARBIDA (orang-orang menyebut karbit). Dengan air. Jadi jika Kalsium Karbida ini disiram atau dicelupkan ke dalam air maka akan terbentuk gas Asetilen. Jadi penyebutan nama las karbit hanya untuk mencirikan bahwa gas yang digunakan salah satunya adalah gas Asetilen.
            Selain dikenal dengan nama las karbit, kadang-kadang masyarakat umum menyebut kan juga dengan nama lain yaitu las MDQ. Penyebutan nama MDQ ini sesungguhnya mengacu pada satu merk batu karbit. Jadi nama las karbit atau las asetilen atau las MDQ sebenarnya adalah satu nama proses las yan sama.
            Untuk dapat melakukan pengelasan dengan car alas gas, diperlukan peralatan seperti tabung gas Oksigen dan tabung gas Asetilen, katup tabung, regulator (pengatur tekana gas), selang gas dan torch (brander). Kedua gas Oksigen dan Asetilen keluar dari masing-masing tabung dengan tekanna tertentu, mengalir menuju torch melalui regulator dan selang gas. Setelah sampai di torch kedua gas tercampur dan akhirnya keluar dari ujung nosel torch. Dengan bantuan pematik api, campuran gas yang keluar dari ujung nosel membentuk nyala api denagn intensitas tertentu

Peralatan dalam Proses Las Gas

Proses las gas (dibuku ini akan sering disebutkan las gas untuk mencirikan bahwa las yang dimaksud adalah las yang melibatkann campuran gas Oksigen dan gas bahan bakar) umumnya dipakai secar manual yaitu dikerjakan oleh tangan juru las. Pengaturan panas dan pemberian kawat las dilakukan oleh kombinasi kedua tangan juru las. Oleh karena itu, kualitas sambungan nantinya akan diperngaruhi oleh ketrampilan dan keahlian si juru las.
            Sebenarnya suadah ada pengembangan dari proses las gas ini menjadi semi-otomatis atau “dimensikan”. Tentu saja hal itu dilaarbelakangi oleh keinginan untuk mendapatkan kualitas ambungan yang lebih baik. Dengan system yang sudah otomatis maka pengaturan panas dan pemberian kawat las akan lebih baik lagi. Kebanyakan otomatis system diterapkan apada operasi-operai pemotongan pelat logam dimana pada sitem itu kecepatan pemotongn dapat diatur.
            Proses las gas dapat dilaksanakan dengan pemberian kawat las (atau istilah logam pengisi) atau tidak sama sekali. Satu syarat dimana diperlukan logam pengisi atau tidak adalah dilihat dari ketebalan pelat yang akan di las. Jika pelat itu tipis maka untuk menyambungnya dapat dilakukan tanpa memberikan logam pengisi, sedangkan untuk pelat-pelat tebal diperlukan logam pengisi untuk menjamin sambungan yang optimal. Jika pada pelat tipis dipaksakan harus diberi logam pengisi maka hal itu mungkin saja dilakukan. Akan tetapi pada daerah sambungan akan nampak tonjolan logam las yang terlihat kurang baik.

            Nyala api dari hasil reaksi gas Oksigen dan gas bahan bakar tidak hanya dimanfaatkan untuk keperluan mengelas saja. Lebih dari itu, nyala api dapat dimanfaatkan untuk keperluan lainnya, seperti :

1. Operasi branzing ( flame brazing )

            Yang dimaksud dengan branzing disini adalah proses penyambunngan tanpa mencairkan logam induk yang disambung, hanya logam pengisi saja. Misalnya saja proses penyambungan pelat baja yang menggunakan kawat las dari kuningan. Ingat bahwa titik cair Baja ( ± 1550 °C) lebih tinggi dari kuningan ( sekitar 1080°C). dengan perbedaan titik car itu, proses branzing, akan lebih mudah dilaksanakan daripada proses pengelasan.

2. Operasi pemotongan logam ( flame cutting )

            Kasus pemotongan logam sebenarnya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Proses penggergajian (sewing) dan menggunting (shearing) merupakan contoh dari proses pemotongan logam dan lembaran logam.

Operasi Pemotong Pelat Logam
            Proses menggunting hanya cocok diterapkan pada lembaran logam yang ketebalannya tipis. Proses penggergajian dapat diterapkan pada pelat yang lebih tebal tetapi memerlukan waktu pemotongan yang lebih lama. Untuk dapat memotong pelat tebal denngan waktu lebih singkat dari cara gergaji maka digunakan las gas ini denngan peralatan khusus misalnya mengganti torch nya ( dibengkel-bengkel menyebutnya brender ).
            Pemotongan pelat logam dengan nyala api ini dilakukan dengan memberikan suplai gas Oksigen berlebih. Pemberian gas Oksigen lebih, dapat diatur pada torch yang memang dibuat untuk keperluan memotong.

3. Operasi perluasan / pencukilan ( flame gauging )

            Operasi perluasan dan pencukilan ini biasanya diterapkan pada produk/komponen logam yang terdapat cacat/retak permukaannya. Retak/cacat tadi sebelum ditambal kembali dengan pengelasan, terlebih dahulu dicukil atau diperluas untuk tujuan menghilangkan retak itu. Setelah retak dihilangkan barulah kemudian alur hasil pencungkilan tadi diisi kembali dengan logam las.

4. Operasi pelurusan (flame straightening)

            Operasi pelurusan dilaksanakan dengan memberikan panas pada komponen dengan bentuk pola pemanasan tertentu. Ilustrasi dibawah ini menunjukkan prinsip dasar pemuaian dan pengkerutan pada suatu logam batang.

Batang lurus dipanaskan dengan pola pemanasan segitiga

Logam cenderung memuai pada saat dipanaskan. Daerah pemanasan tersebut menghasilkan pemuaian yang besar.

Logam mengkerut pasa saat didinginkan. Daerah pemanasan terbesar menghasilkan pengkerutan yang besar pula.

Prinsip Pemuaian dan Pengkerutan Logam

Las Gas Asetilen

A. Peralatan

Untuk dapat mengelas atau memotong ataupun fungsi lainya dari proses las gas maka diperlukan peralatan yang dapat menunjang fungsi-fungsi itu.

Secara umum, peralatan yang digunakan dalam gas iniadalah :

   1. Tabung gas Oksigen dan tabung gas bahan bakar,
   2. Katup silinder/tabung,
   3. Regulator,
   4. Selang gas,
   5. Torch,
   6. Peralatan pengaman

1. Tabung Gas

            Tabung gas berfungsi untuk menampung gas atau gas cair dalam kondisi bertekanan. Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini sudah banyak tabung- tabung gas yang terbuat dari paduan Alumunium. Tabung gas tersedia dalam bentuk beragam mulai berukuran kecil hingga besar. Ukuran tabung ini dibuat berbeda karena disesuaikan dengan kapasitas daya tampung gas dan juga jenis gas yang ditampung.Untuk membedakan tabung gas apakah didalamnya berisi gas Oksigen, Asetilen atau gas lainya dapat dilihat dari kode warna yang ada pada tabung itu. Table berikut ini menunjukan kode warna tabung gas untuk berbagai jenis warna.

2. Katup Tabung

Sedang pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan katup. Katup ini ditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung gas Oksigen, katup biasanya dibuat dari material Kuningan, sedangkan untuk tabung gas Asetilen, katup ini terbuat dari material Baja.

3. Regulator

Regulator atau lebih tepat dikatakan Katup Penutun Tekan, dipasang pada katub tabung dengan tujuan untuk mengurangi atau menurunkan tekann hingga mencapai tekana kerja torch. Regulator ini juga berperan untuk mempertahankan besarnya tekanan kerja selama proses pengelasan atau pemotongan. Bahkan jika tekanan dalam tabung menurun, tekana kerja harus dipertahankan tetap oleh regulator.
Pada regulator terdapat bagian-bagian seperti saluran masuk, katup pengaturan tekan kerja, katup pengaman, alat pengukuran tekanan tabung, alat pengukuran tekanan kerja dan katup pengatur keluar gas menuju selang.

4. Selang Gas

Untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menuju torch digunakan selang gas. Untuk memenuhi persyaratan keamanan, selang harus mampu menahan tekan kerja dan tidak mudah bocor. Dalam pemakaiannya, selang dibedakan berdasarkan jenis gas yang dialirkan. Untuk memudahkan bagimana membedakan selang Oksigen dan selang Asetilen mak cukup memperhatikan kode warna pada selang. Berikut ini diperlihatkan table yang berisi informasi tentang perbedaan warna untuk membedakan jenis gas yang mengalir dalam selang.


5. Torch

Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh torch, tercampur didalamnya dan akhirnya pada ujuang nosel terbentuk nyala api.

Dari keterangan diatas, toch memiliki dua fungsi yaitu :

   a. Sebagai pencampur gas oksigen dan gas bahan bakar.
   b. Sebagai pembentuk nyala api diujung nosel.

Torch dapat dapat dibagi menjadi beberapa jenis menurut klasifikasi berikut ini :

1. Menurut cara/jalannya gas masuk keruang pencampur.
    Dibedakan atas :
      – Injector torch (tekanan rendah)
        Pada torch jenis ini, tekanan gas bahan bakar selalu dibuat lebih rendah dari tekanan gas oksigen.
      – Equal pressure torch (torch bertekanan sama)
        Pada torch ini, tekanan gas oksigen dan tekanan gas bahan bakar pada sisi saluran masuk sama besar.proses pencampuran kedua gas dalam ruang pencampur berlangsung dalam tekanan yang sama.

2. Menurut ukuran dan berat. Dibedakan atas :
      – Toch normal
      – Torch ringan/kecil

3. Menurut jumlah saluran nyala api. Dibedakan atas :
     – Torch nyala api tunggal
     – Torch nyala api jamak

4. Menurut gas yang digunakan. Dibedakan atas :
     – Torch untuk gas asetilen
     – Torch untuk gas hydrogen, dan lain-lain.

5. Menurut aplikasi. Dibedakan atas :
     – Torch manual
     – Torch otomatik/semi otomatik.

PERALATAN YANG DIGUNAKAN PADA PROSES LAS TIG

Las gas tungsten (las TIG) adalah proses pengelasan dimana busur nyala listrik ditimbulkan oleh elektroda tungsten (elektroda takterumpan) dengan benda kerja logam. Daerah pengelasan dilindungi oleh gas lindung (gas tidak aktif) agar tidak berkontaminasi dengan udara luar. Kawat las dapat ditambahkan atau tidak tergantung dari bentuk sambungan dan ketebalan benda kerja yang akan dilas.

Perangkat yang dipakai dalam pengelasan las gas tungsten,  adalah :
1. Mesin
Mesin las AC/DC merupakan mesin las pembangkit arus AC/DC yang digunakan di dalam pengelasan las gas tungsten. Pemilihan arus AC atau DC biasanya tergantung pada jenis logam yang akan dilas.

2. Tabung gas lindung
adalah tabung tempat penyimpanan gas lindung seperti argon dan helium yang digunakan di dalam mengelas gas tungsten.

3. Regulator gas lindung
adalah adalah pengatur tekanan gas yang akan digunakan di dalam pengelasan gas tungsten. Pada regulator ini biasanya ditunjukkan tekanan kerja dan tekanan gas di dalam tabung.

4. Flowmeter untuk gas
dipakai untuk menunjukkan besarnya aliran gas lindung yang dipakai di dalam pengelasan gas tungsten.

5. Selang gas dan perlengkapan pengikatnya
berfungsi sebagai penghubung gas dari tabung menuju pembakar las. Sedangkan perangkat pengikat berfungsi mengikat selang dari tabung menuju mesin las dan dari mesin las menuju pembakar las.

6. Kabel elektroda dan selang
berfungsi menghantarkan arus dari mesin las menuju stang las, begitu juga aliran gas dari mesin las menuju stang las. Kabel masa berfungsi untuk penghantar arus ke benda kerja.

7. Stang las (welding torch)
berfungsi untuk menyatukan sistem las yang berupa penyalaan busur dan perlindungan gas lindung selama dilakukan proses pengelasan.

8. Elektroda tungsten
berfungsi sebagai pembangkit busur nyala selama dilakukan pengelasan. Elektroda ini tidak berfungsi sebagai bahan tambah.

9. Kawat las
berfungsi sebagai bahan tambah. Tambahkan kawat las jika bahan dasar yang dipanasi dengan busur tungsten sudah mendekati cair.

10.Assesories pilihan dapat berupa sistem pendinginan air untuk pekerjaan pengelasan berat, rheostat kaki, dan pengatur waktu busur.

Kamis, 25 Agustus 2016

Layanan Genset kota Manado

Kami melayani instalasi genset,Automatisasi,perbaikan,maintenance dan panel maker wilayah Manado dan seluruh wil.di Indonesia.
Hotline:
+628157901224

Service Genset

Service genset biasanya mengacu pada termin perbaikan. Padahal yang dimaksud dengan service genset adalah melakukan pemeliharaan secara berkala pada genset. Mengapa service genset ini menjadi penting? Karena seringkali para pemilik genset mengabaikan kebutuhan gensetnya. Hanya pada saat dibutuhkan genset baru dihidupkan. Padahal sama seperti produk lain yang membutuhkan oli, genset pun perlu sesekali dihidupkan untuk memanaskan komponen komponennya.

Apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga keawetan genset?

Kita bisa mulai dengan melakukan perawatan berupa pemeliharaan secara rutin. Untuk genset rumahan (residential genset) bisa dengan:

1. Memanaskan genset tiap minggu selama 5 menit.

2. Melakukan penggantian oli secara berkala minimal 1 tahun sekali atau 500 jam sekali.

3. Melakukan pembersihan genset pada saat dipanasi seminggu sekali.

4. Melakukan pemeriksaan terhadap battery dan kabel kabel kelistrikan.

Untuk industrial genset kita bisa melakukan service genset ringan seperti:

1. Memanaskan genset tiap minggu sekali selama 15 menit

2. Melakukan penggantian oli tiap 250jam atau maksimal 6 bulan sekali.

3. Melakukan pengecekan terhadap kekentalan oli, kecukupan air radiator, tegangan pada battery dan lain sebagainya.

Apabila ada kekurangan baik pada radiator maupun pada oli, segera hubungi penjual anda.

4. Melakukan pemeriksaan terhadap kemungkinan adanya kebocoran. Baik bocor oli, solar maupun air radiator.

5. Melakukan pemeriksaan terhadap tegangan kelistrikan.

6. Melakukan pemeriksaan kabel kabel.

7. Melakukan pembersihan terhadap kondisi fisik mesin.

Umumnya para pemilik lebih suka service genset mereka ditangani oleh pekerja pekerja mereka sendiri daripada diserahkan kepada perusahaan penjual yang dulu melakukan pemasangan di tempat mereka. Padahal jauh lebih efisien apabila para penjual genset tersebut diminta pertanggung jawaban mereka dalam hal service genset tersebut untuk periode beberapa tahun ke depan.

Penjual yang bertanggung jawab biasanya akan senang mendapat kontrak pekerjaan perawatan genset tersebut. Karena ini berarti pemasukan bagi mereka. Sedangkan bagi penjual yang tidak bertanggung jawab, mereka akan berdalih sedemikian rupa untuk tidak menerima pekerjaan tersebut.

Penting bagi pemilik genset sebelum menyerahkan service genset tersebut ke pihak lain untuk menanyakan layanan service mereka. Umumnya, penjual yang bertanggung jawab menyediakan fasilitas emergency call 1×24 jam apabila genset yang mereka tangani mengalami masalah..
Butuh info dan bantuan maintenance Genset bisa hubungi email: petronarwastu@yahoo.com

Kamis, 07 April 2016

Cara pasang AVR genset

AVR (Automatic Voltage Regulator)

Artikel kali ini erat kaitannya dengan artikel mengenaisistem eksitasikarena prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan ( excitacy)pada exciter.
Sistem pengoperasian Unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi untuk menjaga agar tegangan generator tetap konstan dengan kata lain generator akan tetap mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh pada perubahan beban yang selalu berubah-ubah, dikarenakan beban sangat mempengaruhi tegangan output generator. 

Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (excitacy) pada exciter. Apabila tegangan output generator di bawah tegangan nominal tegangan generator, maka AVR akan memperbesar arus penguatan (excitacy) pada exciter. Dan juga sebaliknya apabila tegangan output Generator melebihi tegangan nominal generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan (excitacy) pada exciter. Dengan demikian apabila terjadi perubahan tegangan output Generator akan dapat distabilkan oleh AVR secara otomatis dikarenakan dilengkapi dengan peralatan seperti alat yang digunakan untuk pembatasan penguat minimum ataupun maximum yang bekerja secara otomatis.

 
Gambar 1. Diagram sistem eksitasi.

AVR dioperasikan dengan mendapat satu daya dari permanen magnet generator (PMG) sebagai contoh AVR dengan tegangan 110V, 20A, 400Hz. Serta mendapat sensor dari potencial transformer (PT) dan current transformer (CT).

 
Gambar 2. Diagram AVR.

Bagian-bagian pada unit AVR

a. Sensing circuit
Tegangan tiga phasa generator diberikan pada sensing circuit melewati PT dan 90R terlebih dahulu, dan tegangan tiga phasa keluaran dari 90R diturunkan kemudian disearahkan dengan rangkaian dioda, dan diratakan oleh rangkaian kapasitor dan resistor dan tegangan ini dapat diatur dengan VR (Variable Resistant). Keuntungan dari sensing circuit adalah mempunyai respon yang cepat terhadap tegangan output generator.

Output tegangan respon berbanding lurus dengan output tegangan Generator berbanding lurus seperti ditinjukkan pada Gambar 3.

 
Gambar 3. Grafik hubungan sensing tegangan terhadap output of Generator

b. Comparative amplifier
Rangkaian comparative amplifier digunakan sebagai pembanding antara sensing circuit dengan set voltage. Besar sensing voltage dengan set voltage tidak mempunyai nilai yang sama sehingga selisih/rentang besar tegangan tersebut. Selisih tegangan disebut dengan error voltage. Ini akan dihilangkan dengan cara memasang VR (variable resistance) pada set voltage dan sensing voltage.

c. Amplifier circuit
Aliran arus dari D11, D12, dan R34 adalah rangkaian penguat utama atau penguatan tingkat terendah. Keluaran dari comparative amplifier dan keluaran dari over excitation limiter (OEL) adalah tegangan negative dan dari tegangan negative kemudian pada masukan OP201. Ketika over excitation limiter (OEL) atau minimum excitation limiter (MEL) tidak operasi maka keluaran dari comparative amplifier dikuatkan oleh OP201 dan OP301 masukan dari OP301 dijumlahkan dengan keluaran dari dumping circuit. OP401 adalah Amplifier untuk balance meter hubungan antara tegangan masuk dan tegangan keluaran dari OP201 dan OP401 diperlihatkan pada bagan berikut.

 
Gambar 4. Rangkaian Amplifier

d. Automatic manual change over and mixer circuit
Rangkaian ini disusun secara Auto-manual pemindah hubungan dan sebuah rangkaian untuk mengontrol tegangan penguatanmedan generator. Auto-manual change over and mixer circuit pada operasi manual pengaturan tegangan penguatan medan generator dilakukan oleh 70E, dan pada saat automatic manual change over and mixer circuit beroperasi manual maka AVR (automatic voltage Rregulator) belum dapat beroperasi. Dan apabila rangkaian ini pada kondisi auto maka AVR sudah dapat bekerja untuk mengatur besar arus medan generator.

e. Limited circuit
Limited circuit adalah untuk penentuan pembatasan lebih dan kurang penguatan (excitation) untuk pengaturan tegangan output pada sistem excitacy, VR125 untuk pembatas lebih dari keluaran terminal C6 dan VR126 untuk pembatas minimal dari keluaran terminal C6.

f. Phase syncronizing circuit
Unit tyristor digunakan untuk mengontrol tegangan output tyristor dengan menggunakan sinyal kontrol yang diberikan pada gerbang tyristor dengan cara mengubah besarnya sudut sinyal pada gerbang tyristor. Rangkaian phase sinkronisasi berfungsi untuk mengubah sudut gerbang tyristor yang sesuai dengan tegangan output dari batas sinkronisasi dan juga sinyal kontrol yang diberikan pada tyristor di bawah ini terdapat gambar sinkronisasi.

g. Thyristor firing circuit
Rangkaian ini sebagai pelengkap tyristor untuk memberikan sinyal kontrol pada gerbang tyristor.

h. Dumping circuit
Dumping circuit akan memberikan sensor besarnya penguatan tegangan dari AC exciter dan untuk diberikan ke amplifier circuit dengan dijadikan feed back masukan terminal OP301.

i. Unit tyristor
Merupakan susunan dari tyristor dan dioda. Dan juga menggunakan fuse (sekring) yang digunakan sebagai pengaman lebur dan juga dilengkapi dengan indikator untuk memantau kerja dari tyristor yang dipasang pada bagian depan tyristor untuk tiap phase diberikan dua fuse yang disusun pararel dan ketika terjadi kesalahan atau putus salah satunya masih dapat beroperasi.

j. MEL (minimum excitacy limiter)
MEL (minimum eksitasi limiter) yaitu untuk mencegah terjadinya output yang berlebihan pada generator dan adanya penambahan penguatan (excitacy) untuk meningkatkan tegangan terminal generator pada level konstan. Rangkaian ini digunakan untuk mendeteksi operasional dari generator yaitu dengan mendeteksi keluaran tegangan dan arus pada generator. Rangkaian inijuga digunakan untuk membandingkan keluaran tegangan generator dengan eksitasi minimum yang telah diseting. Rangkaian ini akan memberikan batas sinyal pada rangkaian AVR apabila melebihi eksitasi minimum, kemudian output dari MEL (Minimum Eksitasi Limiter) dikuatkan oleh amplifier.

 
Gambar 5. Diagram Minimum Excitasi Limiter.

k. Automatic follower
Prinsip kerja dari alat ini adalah untuk melengkapi penguatan dengan pengaturan secara manual oleh 70E. Untuk menyesuaikan pengoperasian generator dalam pembandingan fluktuasi dari tegangan terminal oleh sinyal error. Hal tersebut digunakan untuk menjaga kesetabilan tegangan pada generator. Pengoperasian ini digunakan untuk pengaturan manual (70E) untuk ketepatan tingkatan excitacy yang telah disesuaikan. Kondisi pengoperasian generator dan pembandingan fluktuasi dari tegangan terminal oleh sinyal tegangan error. Hal tersebut dijadikan pegangan untuk menjaga kestabilan tegangan pada generator dengan adanya perubahan beban.
Automatic Follower digunakan untuk mendeteksi keluaran regulator dari sinyal tegangan error dan pengoperasian otomatis manual adjuster dengan membuat nilai nol. Rangkaian ini untuk menaikkan sinyal dan menurunkan sinyal yang dikendalikan oleh 70E. Dengan cara memutar 70E untuk mengendalikan sinyal pada rangkaian ini.

 
Gambar 6. Blok Diagram Automatic Follower

semoga bermanfaat, 
Info 085747755334

Selasa, 22 Maret 2016

System instalasi sentral gas rumah sakit

SISTEM SENTRAL INSTALASI GAS MEDIS DI RUMAH SAKIT

BAGIAN 1 – UMUM

1.1  Cakupan

1.     Sistem Oksigen (O2)

2.     Sistem Nitrous Oxide (N20)

3.     Sistem Karbon Dioksida (C02)

4.     Siatem Nitrogen (N2)

5.     Sistem Medical Compressed Air ( Air )

6.     Sistem Medical Vacuum (VAC)

7.     Sistem Pembuangan Gas Anesthesi (WAGD)

2.1   Pekerjaan Terkait

1.     Sistem Pemipaan dengan tembaga

2.     Sistem Kontrol system / network BAS

3.     Sistem Pengetesan system dan instalasi

4.     Sistem Standart mutu produk

5.     Training petugas

3.1  Persyaratan Umum

1.     Pensuplaian, instalasi dan pengetesan termasuk dalam sistem pemipaan gas medik adalah system yang sangat penting dan khusus serta dikerjakan oleh pekerja yang khusus.

2.     Komponen - komponen yang termasuk didalamnya, tetapi tidak dibatasi diantaranya:

1.     Pipa tembaga, Fitting, Valves, Box Valves Alarm dan alat sensor serta Outlet Gas Medik

2.     Pompa Vacuum, Motor, Control Panel dan Tangki beserta kelengkapannya

3.     Compressor Air, Motor, Control Panel, Alat pengering, Alat Penyaring,Tangki beserta kelengkapannya 

4.     Manifold beserta kelengkapannya

5.     Zone box Valve atau katub pembagi area

6.     Control Panel Gas atau Area Alarm

7.     Instalasi pipa tembaga type L

8.     Wall outlet gas

3.     Menyerahkan pengaturan shop drawings untuk menjelaskan metode pelaksanaan:

1.     Pemenuhan denah instalasi yang akan terpasang.

2.     Dimensi peralatan dan tampilan komponen yang akan dipasang.

3.     Pengaturan dimensi pipa dan tata letak komponen.

4.     Diagram instalasi pipa dan control.

4.     Menyediakan data dan meyerahkan dokumen persetujuan material dan komponen:

1.     Pengidentifikasian seluruh komponen dalam daftar peralatan pada tiap sistem.

2.     Nama dan alamat pabrik pembuat peralatan

3.     Diagram pemasangan instalasi dari seluruh alarm dan komponen elektrik.

4.     Buku pedoman perbaikan dan training untuk operator.

5.     Laporan hasil uji coba / Sertifikat pabrik.

4.1  Jaminan Kualitas

1.     Seluruh peralatan pemipaan, instalasi dan uji coba akan dilengkapi dengan edisi terakhir ( meliputi revisi dan perubahan ) dari standar dan kode yang mengacu kepada:

1.     NFPA 99                     Fasilitas Perawatan Kesehatan ( 1999 )

2.     NFPA 70                     Kode Elektrik Nasional.

3.     NFPA 50                     Sistem 02 pada perlindungan konsumen.

4.     CSA Z305. 1-1992       Sistem Pemipaan Gas Medik Tidak Mudah Terbakar.

5.     ASTM B-819/280        Spesifikasi Standar Untuk Pipa Tembaga Tanpa Kelm                                      Pada Sistem Pemipaan Gas Medik.

6.     UL                              Quality control product

7.     CGA G-4. 1                 Peralatan Kebersihan Untuk Servis Oksigen.

8.     CGA V-1                     Outlet Valve Cylinder Compressor Gas  dan                                                    Penghubung Inlets

9.     HTM 2022                   Medical gas pipeline system

5.1  Pabrik

1.     Suatu pabrik dapat menyediakan peralatan sistem gas medik sekaligus sebagai sumber pensuplai . Pada pabrik tersebut harus tersedia sebuah produk khusus untuk pemeriksaan pada waktu tertentu oleh kontraktor selama penginstalan peralatan sistem pemipaan. Pabrik harus memiliki distributor dalam negri agar menjamin pasokan dan perawatan komponen.

2.     Pabrik/kontraktor wajib bersedia diadakan kunjungan atau pemeriksaan system dan produk yang telah dipasang, serta dapat memperlihatkan populasi produk yang telah dipergunakan di instansi lain.Dapat memberikan bukti keaslian produk dari Negara asal.

BAGIAN 2 – PRODUK

2.1.  Pipa, Fitting dan Sambungan 

    

1.     Pemipaan: seluruh distribusi sistem pemipaan gas medis menggunakan pipa tembaga yang memiliki standart khusus gas medis dianataranya ASTM – B 280, 819 Type “ L “

2.     Fitting: seluruh fitting terbuat dari tembaga dengan standart type “ L “

3.     Sistem pengelasan : semua sambungan pipa gas medis di sambung mengunakan pengelasan perak dengan Acytelin/Elpiji dan Oksigen.dan dikerjakan oleh tenaga yang sudah berpengalaman dibidang pengelasan tembaga.

4.     Jika tahap pengelasan sudah selesai harus dilakukan pembersihan instalasi pipa dengan udara tekan dan nitrogen yang dialirkan keseluruh instalasi pipa hingga kotoran dan sisa pengelasn tidak ada yang tertinggal di dalam instalasi.

5.     Pengetesan : setelah dilakukan pengelasan harus dilakukan pemeriksaan kebocoran setiap sambungan atau instalasi masing-masing gas dengan ketentuan test tekan 2 kali tekanan kerja selama 2 x 24 jam tanpa ada perubahan tekanan.

2.2. Shut-Off Valve

1.     Valve harus didesain dalam sistem 4 baut, berbadan perunggu, berpenutup ganda, berujung penuh, bertype bola menyatu dengan pengaman teflon (TFE) dan segel Viton, cincin kemas “O”, bola perunggu yang disegel langsung, bukti pemadaman batang, bertekanan sampai 4137 kPa (600 psig)

2.     Valve harus dioperasikan hanya oleh sebuah pengungkit dengan arah seperempat dari posisi buka penuh ke posisi tutup penuh. Semua valve harus dilengkapi dengan tipe “K”yang  telah dicuci dan dilumasi untuk perluasan pipa tembaga pada tepi kedua inlet dan outlet dari ujung valve sebagai fasilitas instalasi.

3.     Valves  harus didesain seperti itu agar dapat “berputar keluar” selama insatalasi untuk mencegah terjadinya kerusakan selama operasi tembaga. Sebuah label menunjukkan kesesuaian gas dan nilai tekan yang harus terpasang pada masing-masing valve

4.     Setiap valve harus telah dicuci dan dilumasi untuk oksigen dan perluasan pipa yang terpasang  pada kedua ujungnya. Dan dinyatakan lulus test tekanan oleh UL dan CSA.

2.3. Box Zone Valve

1.     Masing-masing box zone valve harus terdiri dari komponen yang menyertainya.Box valve baja dapat dipasang tunggal atau ganda dengan perpanjangan tabung, lensa alumunium dan jendela cabut yang dapat dipindahkan.

2.     Box valve harus dirancang dengan panjang dan lebar sesuai jumlah Valve lengkap dengan enamel yang dibakar pada ujungnya. Pada sisi yang berlawanan dari box, akhirnya dapat disetel menjadi 2 bagian yang bertujuan sebagai alat pendukung  pemasangan. Box Valve Baja harus  dapat menampung  berbagi  sudut  dinding yang ketebalannya antara 1mm  atau 1,5 mm serta harus sesuai.    

3.     Bingkai pintu harus dirancang dari alumunium sehingga dapat dipasang di belakang box dengan skrup yang tersedia. Bagian depan yang mudah dipindahkan harus tersusun atas jendela transfaran dengan sebuah cincin tarik yang menjadi pusat jendela.

4.     Akses zone shut off valve harus dengan tarikan dari cincin rakitan untuk memindahkan jendela dari bingkai pintu. Jendela dapat diinstal ulang tanpa menggunakan alat akan tetapi hanya setelah pegangan valve telah dikembalikan pada posisi buka.

5.     Valve harus didesain dalam sistem 4 baut, berbadan perunggu, berpenutup ganda, berujung penuh, bertype bola menyatu dengan pengaman teflon (TFE) dan segel Viton, cincin kemas “O”, bola perunggu yang disegel langsung, bukti pemadaman batang, bertekanan sampai 2760 kPa (400 psig). Valve harus dioperasikan hanya oleh sebuah pengungkit dengan arah seperempat dari posisi buka penuh ke posisi tutup penuh. Semua valve harus dilengkapi           dengan tipe “K”yang  telah dicuci dan dilumasi untuk perluasan pipa tembaga untuk kesesuaian panjang di bawah tepi bok.

6.     Masing-masing valve harus disupplai dengan mengidentifikasi gantungan pada baut  ke atas badan valve dengan tujuan agar diperbolehkan memasang label pada gas. Kemasan  label harus tersedia dalam masing-masing kotak valve dan diaplikasikan oleh pemasang.

7.     Pressure gauge akan terbaca pada 0-700 kPa (0-100 psig) untuk semua gas kecuali nitrogen yang akan terbaca pada 0-2000 kPa (0-300 psig) dan vacum yang akan terbaca pada -100-0 kPa (0-30” Hg).

2.4 OUTLET GAS MEDIS

2.4a      Outlet Gas Medis (“Ohmede Compatible”) Cepat-Terhubung

           

1.     Outlet Gas Medis harus sesuai dengan “Ohmeda” dengan pertukaran Cepat-Terhubung pada dinding outlet yang dirancang untuk menyembunyikan pipa. Outlet ganda yang sudah mempunyai pusat tempat garis pada 127 mm (5”) diantara pelayanan gas.

2.     Masing-masing Cepat-Terhubung pada outlet sudah memiliki kode pewarnaan berukuran besar pada plat untuk didata yang mendekati aesthetic. Pada plat yang dirakit harus memiliki lencana index untuk keamanan penguncian gas yang spesifik permukaan nya pada plat sesuai besi tajam yang digantung pada plat.

3.     Salah satu buah plat chromed fascia yang sudah ditutup pada plat. Dengan kotak bagian belakang yang digantung. Outlet harus disesuaikan ukurannya dari 10 mm (3/8”) sampai 32 mm (1-1/4”) dengan ketebalan dinding yang bervariasi.

4.     Outlet yang dirancang harus termasuk gas yang spesifikasinya 1.6 mm (16 ga) baja yang digantung pada plat dirancang untuk lokasi outlet ganda. Pada beberapa pesanan 127 mm (5”).

5.     Masing-masing kotak kasar harus sesuai pada type “K” 6.4 mm (1/4”) pada sisi diameter potongaan pipa tembaga inlet, yang perak pada badan outlet. Badan harus berukuran 32 mm (1-1/4”) diameter perbuahnya. Untuk tekanan pelayanan gas yang positiv, outlet harus dilengkapi dengan pemeriksaan valve yang utama dan kedua. Pemeriksaan valve yang kedua harus ditingkatkan minimal  1379 kPa (200 psi) bahkan pemeriksaan valve yang utama dipindahkan untuk perawatan.

6.     Palang pintu/valve dirakit sesuai dengan Ohmede Cepat-Terhubung dan menerima hanya untuk pelayanan adaptasi  Ohmede jenis gas yang spesifik.

7.     Semua outlet harus terdaftar pada UL, disetujui oleh CSA, dirakit oleh pabrik sendiri, dicoba, dibersihkan untuk pelayanan oksigen, dan disuplai dengan melindungi permukaan dan dibungkus untuk melindungi outlet selama penanganan dan pemasangan pada letak pekerjaan.

2.4b. Outlet Gas Medis DISS

1.     Outlel Gas Medis harus sesuai dengan Diameter Index Safety System (DISS)   pada dinding outlet yang dirancang untuk menyembunyikan pipa.

2.     Masing-masing DISS pada outlet sudah memiliki kode pewarnaan berukuran besar pada plat untuk didata yang mendekati aesthetic. Pada plat yang dirakit harus memiliki lencana index untuk keamanan penguncian gas yang spesifik permukaan nya pada plat sesuai besi tajam yang digantung pada plat.

3.     Salah satu buah plat chromed fascia akan menutup outlet. Dengan kotak bagian belakang yang digantung. Outlet harus disesuaikan ukurannya dari 10 mm (3/8”) sampai 32 mm (1-1/4”) dengan ketebalan dinding yang bervariasi.

4.     Outlet yang dirancang harus termasuk gas berspesifikasi 1.6 mm (16 ga) baja yang digantung pada plat dirancang untuk lokasi outlet ganda. Pada beberapa pesanan 127 mm (5”).

5.     Masing-masing kotak kasar harus sesuai pada type “K” 6.4 mm (1/4”) pada sisi diameter potongaan pipa tembaga inlet, yang perak pada badan outlet. Badan harus berukuran 32 mm (1-1/4”) diameter perbuahnya. Untuk tekanan pelayanan gas yang positiv, outlet harus dilengkapi dengan pemeriksaan valve yang utama dan kedua. Pemeriksaan valve tang kedua harus ditingkatkan pada minimal  1379 kPa (200 psi) bahkan pemeriksaan valve yang utama dipindahkan untuk perawatan.

6.     Palang pintu/valve dirakit sesuai dengan DISS dan menerima hanya untuk melayani adaptasi  DISS jenis gas yang spesifik.

7.     Semua outlet harus terdaftar pada UL, disetujui oleh CSA, dirakit oleh pabrik sendiri, dicoba, dibersihkan untuk pelayanan oksigen, dan disuplai dengan melindungi permukaan dan dibungkus untuk melindungi outlet selama penanganan dan pemasangan pada letak pekerjaan.


2.5   Lokasi Panel Alarm (Digital) :

1.     Masing-masing lokasi alarm harus berdasarkan mikroprosesor dan mikroprosesor itu sendiri  masing-masing dipajang pada papan pensensoran. Pensensoran harus mampu dilokasikan ( kotak alarm) atau diatur dengan menggantung garis pipa pada sepasang kawat yang terbelit sampai 1,524 m (5000 ft). Masing-masing unit yang disensor dan unit yang dipajang harus mempunyai gas yang spesifik; i.e. sensor gas yang spesifik dengan DISS nut & nipple, modul yang terpajang dengan pesan yang rusak pada pemeriksaan sensor / penghubung.

2.     Masing-masing lokasi alarm  harus sesuai pada area yang akan terpasang dengan ketebalan baja(1.3 mm)  dan dipasang untuk memudahkan pemeriksaan dan perawatan.

3.     Masing-masing pelayanan yang spesifik harus terus dimonitor berdasarkan sensor mikroprosesor. Tekanan atau vacum harus dipajang melalui Digital merah LED. Untuk pelayanan tekanan harus berukuran 0-1724 kPa ( 0-250 psig). Untuk vacum harus berukuran  -100-0 kPa (0-30” Hg). Masing-masing tekanan harus diindikasikan dengan lampu indikasi MERAH alarm dengan Tekanan RENDAH atau TINGGI, lampu berwarna KUNING indikasi berbahaya mendekati tekanan rendah atau tinggi sedang lampu berwarna HIJAU kondisi tekanan NORMAL, suplai power alarm dengan tegangan 220 V.

4.     Alarm harus berukuran parameter; Tinggi/Rendah yang diatur, unit Imperial/metric dan Pengulangan alarm yang memungkinkan (1 sampai 60 menit). Parameter itu bisa diakses dengan fungsi mode kalibrasi pada alarm. Pengaturan harus disetel melalui dua papan tombol penekan. Alarm harus didiagnosis sendiri dengan pesan rusak yang terpajang pada perawatan.

5.     Masing-masing  pelayanan harus dilabelkan dengan kode label pewarnaan ISO atau USA, dan sinyal alarm harus kelihatan berjarak 12 m (40 ft) dan harus kelihatan jika sinar lain masuk ke ruangan.

6.     Masing-masing pelayanan gas harus mudah untuk mengatur monitor pada tingkat tinggi dan rendahnya alarm. Lokasi alarm juga harus mampu terhubung dengan  Sistem Manajemen Informasi rumah sakit Amico (AIMS) untuk memudahkan pemantauan tekana.




2.6. Sistem Manajemen Informasi Network

1.     Sistem Manajemen Informasi   sesuai dengan kebutuhan perkembangan teknologi yang sudah dituntut lebih canggih dan mampu memberikan pelayanan informasi yang akurat dan handal.

2.     Network system harus berdasar pada microprocessor yang merupakan masukan jaringan dari Microsoft Window. Hal ini berlanjut dengan pemeriksaan perangkat medik seperti Area Alarm, Master Alarm, Manifold, Compressor Air, Pompa Vacuum dan Tangki Liquid. Network akan akses dengan internet atau LAN yang di operasikan dengan PC.

3.     Kondisi alarm harus selalu ditampilkan pada PC agar garfik yang menggambarkan perangkat dan kondisi yang salah dan tidak berfungsi dapat terdeteksi.

4.     Sistem network terdiri dari jaringan penghubung modul pada masing-masing perangkat medik. Sebuah modul hub gerbang yang akan langsung di akses dalam PC.

5.     Sistem network akan dapat difungsikan oleh pengguna yang memiliki kemampuan pada situasi, jarak dan kondisi alarm sehingga dapat terpantau dimanapun.

6.     Sistem networking mempunyai kapasitas untuk e-mail dan pemberian nomor halaman dengan kondisi seleksif dari pengguna.

7.     Tiap kondisi alarm akan dimonitor pada Vacuum dan Sistem Air ( Contohnya; Status Pompa yang digunakan,Jadwal perawatan, Pengering Tak Berfungsi, dan Temperatur Tinggi.  

8.     Sistem network akan memantau kemampuan jadwal pemeliharaan pada medical compressor air dan medical vacuum system secara on line.

9.     Sistem network akan menghasilkan setiap kejadian error pada system gas medis  pada PC dengan berdasar pada standar laporan medical gas dan dapat dicetak.

2.7  Digital Manifold Tekanan Tinggi (Sumber Utama pada Penyuplaian) Gas O2, N20, N2 dan CO2

1.     Manifold , O2,N2O,N2 dan CO2 harus beroperasi secara automatis berpindah jika tekanan silinder sebelah kiri habis / low pressure segera pindah ke kanan dengan tekanan yang lebih tinggi tanpa melakukan tindakan apapun dan berpindah secra aman. Manifold dilengkapi alat utama dengan 4 unit regulator tekana, 2 regulator tekanan tinggi dan 2 regulator tekanan rendah.

2.     Perlengkapan kontrol harus dibuat secara seri untuk mengurangi tekanan silinder ke garis pengiriman tekanan. Unit ini harus mampu secara otomatis merubah dari silinder utama ke silinder kedua tanpa  rasa berat atau fluktuasi dalam pengiriman tekanan. Manifold harus diblokan jika dalam perbaikan atau perawatan.

3.     Manifold dilengkapi dengan sensor mikroprosesor dirakit untuk penyediaan pengeluaran indikasi tekanan yang lebih akurat dan ama, dilengkapi dengan indicator tekanan digital.

4.     Untuk menghindari kelebihan tekanan baik disuplai sistem pendistribusian gas dan manifold harus dipasang sensor tekanan tinggi / safety valve.

5.     Pressure Gauge harus dipasang dengan lampiran kearah masing-masing tekanan tinggi regulator dan juga pada pengeluaran akhir untuk pengiriman pipa tekanan. Gauge akan menjadi indikasi yang diatur tekanannya kekiri dan kekanan pada manifold

6.     Kontrol panel terdiri dari enam warna LED, tiga untuk Bank Kiri dan tiga untuk Bank Kanan; HIJAU berarti Bank dapat digunakan, suplai gas berarti  dalam keadaan siap sedangkan LED warna MERAH berarti Bank dalam keadaan kosong. LED warna KUNING kondisi manifold Siap PAKAI / STAND BY Baik itu bank kiri maupun kanan keduanya merupakan tekanan dan jalur tekanan utamanya diletakkan di pintu depan rak LED. Seluruh tekanan transduksi, tombol mikro, dan tampilan LED sebelum dikawati harus dihubungkan ke papan lingkar mikroprocessor. Manifold mampu dihubungkan dengan pilihan pada Sistem Manajemen Informasi rumah sakit. ( LAN )

7.     Header Bar : adalah pusat instalasi bertekanan tinggi harus dilengkapi dengan pengaman / check valve yang dapat menutup secara otomatis jika mengalami kebocoran. Untuk itu header bar harus memiliki standart test dari UL dan diperiksa CSA.

 

8.     Manifold harus mempunyai ketetapan dalam seleksi bidang pada psi atau tampilan BAR.

9.     Manifold harus menyediakan  auto power, 240 VAC. Untuk control senseor network dan LED.

10.  Manifold harus terdaftar UL, CSA dan standar ISO / NFPA 99





 

2.12  Mesin Vacuum dan Kompress Air

          

1      Medical Vacuum system  dan Medical compress Air adalah system khusus untuk melayani rumah sakit yang memiliki ketentuan dan syarat yang khusus.

2      Semua mesin di disain ganda atau dobel sistem  dengan masing-masing unit ditentukan dengan jumlah medical outlet yang terpasang,tekanan maksimum 10 bar untuk compress air dan 50 mmhg untuk mesin vaccum, Kapasitas tangki dan bentuk tangki disesuaikan dengan kapasitas mesin dan kondisi ruang.

3      Mesin compress air harus oil free dilengkapi dengan system driyer dan filter agar menjamin kandungan gas menjadi lebih kering,  dengan kapasitas yang disesuaikan dengan kapsitas mesin.

4      Masing-masing mesin compressor harus type scroll agar menjamin kompresi udara yang stabil, tidak berisik dan tahan lama.

5      Untuk mesin medical vaccum menggunakan type rotary vane agar kondisi lebih tahan lama, tidak bersik dan dilengkapi dengan filter.

6      Masing-masing mesin dilengkapi dengan panel control dengan system bergantian dan dilengkapi hour meter / HM untuk memudahkan pengontrolan perawatan berkala, dioperasikan dengan system AUTO dan MANUAL dengan panel control system layar sentuh / digital.

Mesin Medical gas harus diletakan dalam ruangan khusus dilengkapi dengan system Ventilasi udara yang cukup dan diberikan tanda-tanda yang khusus pula. Ruangan mesin dan tabung gas sebaiknya diberi tembok pemisah agar menjamin keamanan ruang gas medis.Rata-rata ruang sentral gas medis 6 meter x 4 meter.

Bersambung...

Instalasi oksigen rumah sakit

Medical Gas ada bermacam-macam, tetapi hanya beberapa saja yang dipakai di Rumah Sakit, di antaranya :

- Oxygen (O2) 
- Karbondioksida (CO2)
- Nitrogen (N2) - Nitrous Oxyde (N2O)
- Compressed Air (Gas Tekan) 
- Suction Gas (Gas Hisap) 

Semua gas medis tersebut ada dua media yang digunakan untuk sampai ke pasien. Ada yang melalui tabung transport ataupun melalui wall outlet terminal. Untuk tabung transport seperti halnya gas oksigen, harus menggunakkan O2 regulator sebelum diberikan ke pasien. Berfungsi untuk mengatur tekanan dan jumlah oksigen yang diberikan ke pasien.

O2 Flow Regulator


Nah, kalau gas medis yang berhubungan dengan alat kesehatan untuk membantu nafas pasien seperti halnya ventilator. Biasanya dihubungkan lewat outlet terminal, lihat gambar di bawah. Gas medis outlet sudah didesign sedemikian rupa dan diletakkan di samping tempat tidur pasien untuk lebih praktisnya. Pada terminal gas di dinding seperti ini, instalasi gas oksigen, gas tekan dan suction yang dipasang.


Wall Outlet Gas Terminal

Wall Outlet terminal gas yang diambil juga dari tabung transport yang diletakkan pada ruang tertentu dan disalurkan melalui instalasi gas medis yang ada.

Untuk produksi gas medis sendiri, sekarang sudah banyak perusahaan yang menawarkan instalasi untuk hal itu tetapi membutuhkan biaya yang sangat besar untuk investasi tersebut. Di Indonesia, Rumah Sakit kebanyakan berlangganan pada produsen gas untuk memesan gas medis ataupun instalasi dan tabung-tabungnya. Misalnya PT. Samator dan Aneka Gas.

Khusus untuk gas oksigen, sampai ke pasien ditampung dulu dalam O2 central dalam bentuk cair (liquid).

Info bisa hubungi :
Via email : petronarwastu@yahoo.com
+6285747755334

Minggu, 13 Maret 2016

Daftar harga genset per maret 2016

Harga tidak mengikat setiap saat dapat berubah,info terupdate dan detail bisa hubungi via email:
petronarwastu@yahoo.com

Harga Genset Perkins

Harga Genset Perkins 10 kVA: USD 6.500 - USD 9.200.
Harga Genset Perkins 13.5 kVA: USD 8.500 - USD 12.000.
Harga Genset Perkins 20 kVA: USD 10.300 - USD 13.500.
Harga Genset Perkins 30 kVA: USD 11.300 - USD 15.400 .
Harga Genset Perkins 45 kVA: USD 14.800 - USD 18.100 .
Harga Genset Perkins 60 kVA: USD 16.300 - USD 19.500.
Harga Genset Perkins 65 kVA: USD 16.800 - USD 21.300.
Harga Genset Perkins 80 kVA: USD 18.500 - USD 22.100 .
Harga Genset Perkins 100 kVA: USD 18.200 - USD 21.500 .
Harga Genset Perkins 135 kVA: USD 24.900 - USD 30.200 .
Harga Genset Perkins 150 kVA: USD 28.300 - USD 32.500 .
Harga Genset Perkins 180 kVA: USD 25.100 - USD 29.100 .
Harga Genset Perkins 200 kVA: USD 28.500 - USD 33.000 .
Harga Genset Perkins 250 kVA: USD 42.300 - USD 49.700 .
Harga Genset Perkins 350 kVA: USD 55.800 - USD 63.200 .
Harga Genset Perkins 400 kVA: USD 61.100 - USD 70.300 .
Harga Genset Perkins 500 kVA: USD 66.300 - USD 75.300 .
Harga Genset Perkins 650 kVA: USD 98.200 - USD 111.100 .
Harga Genset Perkins 800 kVA: USD 141.000 - USD 161.200 .
Harga Genset Perkins 1000 kVA: USD 178.000 - USD 199.200 .
Harga Genset Perkins 1250 kVA: USD 232.000 - USD 259.000
Harga Genset Perkins 1500 kVA: USD 256.000 - USD 283.000 .
Harga Genset Perkins 1700 kVA: USD 320.000 - USD 353.000 .
Harga Genset Perkins 2000 kVA: USD 391.000 - USD 404.900 

Harga Genset Cummins

Harga Genset Cummins 25 kVA: USD 8.200 - USD 14.000 .
Harga Genset Cummins 37.5 kVA: USD 9.300 - USD 14.000 
Harga Genset Cummins 50 kVA: USD 11.500 - USD 13.000 .
Harga Genset Cummins 100 kVA: USD 15.800 - USD 18.000 .
Harga Genset Cummins 175 kVA: USD 25.100 - USD 28.000.
Harga Genset Cummins 200 kVA: USD 29.500 - USD 34.000 .
Harga Genset Cummins 250 kVA: USD 34.100 - USD 40.000 .
Harga Genset Cummins 300 kVA: USD 37.500 - USD 41.000 .
Harga Genset Cummins 325 kVA: USD 39.200 - USD 46.000 .
Harga Genset Cummins 350 kVA: USD 46.200 - USD 52.000 .
Harga Genset Cummins 500 kVA: USD 72.300 - USD 80.100 .
Harga Genset Cummins 750 kVA: USD 131.200 - USD 148.900 .
Harga Genset Cummins 1000 kVA: USD 173.000 - USD 189.200 .
Harga Genset Cummins 1250 kVA: USD 200.000 - USD 210.500 .
Harga Genset Cummins 1500 kVA: USD 230.000 - USD 241.300 .

Harga Genset Yanmar

Harga Genset Yanmar 8 kVA: USD 5.300 - USD 9.400 .
Harga Genset Yanmar 10 kVA: USD 6.800 - USD 8.300.
Harga Genset Yanmar 12,5 kVA: USD 7.050 - USD 10.200 .
Harga Genset Yanmar 17,5 kVA: USD 9.400 - USD 12.300.
Harga Genset Yanmar 20 kVA: USD 10.500 - USD 14.300 .
Harga Genset Yanmar 35 kVA: USD 12.100 - USD 16.200 .
Harga Genset Yanmar 42,5 kVA: USD 13.250 - USD 17.800 .
Harga Genset Yanmar 50 kVA: USD 15.800 - USD 20.400 .
Harga Genset Yanmar 60 kVA: USD 17.300 - USD 21.000 .

Harga Genset Foton

Harga Genset Foton 25 kVA: USD 6.800 - USD 9.300 .
Harga Genset Foton 30 kVA: USD 7.500 - USD 10.200 
Harga Genset Foton 40 kVA: USD 8.350 - USD 11.200 .

Harga Genset Lovol

Harga Genset Lovol 45 kVA: USD 9.400 - USD 12.900 .
Harga Genset Lovol 70 kVA: USD 10.900 - USD 14.100 
Harga Genset Lovol 100 kVA: USD 12.600 - USD 6.300 .
Harga Genset Lovol 135 kVA: USD 16.900 - USD 20.300 .

Harga Genset Fawde

Harga Genset Fawde 15 kVA: USD 6.300 - USD 9.200 .
Harga Genset Fawde 20 kVA: USD 7.400 - USD 10.400 .
Harga Genset Fawde 30 kVA: USD 8.300 - USD 11.300 
Harga Genset Fawde 37,5 kVA: USD 9.200 - USD 12.100 
Harga Genset Fawde 50 kVA: USD 10.300 - USD 13.200 .

Memahami kapasitas genset

Memahami Kapasitas Genset

Tiap genset yang baik memiliki 3 macam kapasitas, yaitu:

1. Continuous (continuous ratinng)

2. Prime (prime rating)

3. Stand By (stand by rating)

Beberapa produsen mesin genset secara eksplisit menuliskan 3 macam kapasitas ini, namun banyak pula yang hanya mencantumkan 1 kapasitas saja, yaitu kapasitas Prime. Karena itu, dalam memilih genset, hendaknya Anda jeli mencermati kapasitas genset apa yang ditawarkan oleh vendor, dan tentukan pula bagaimana genset tersebut akan Anda pakai.PRIME RATING
Prime Rating adalah kapasitas beban yang diharapkan dapat ditanggung genset untuk waktu yang tak terbatas. Beban juga bisa berfluktuatif naik turun (beban kejut), tetapi total beban diharapkan berkisar pada 60-70% nilai kapasitas Prime yang tertera. Dalam kondisi ini genset dapat berjalan 24 jam sehari – 7 hari seminggu (24/7), tanpa henti, kecuali untuk perawatan rutin.Tapi jika hendak dipakai 100% dari kapasitas Prime, lebih baik genset tidak dipakai lebih dari 8 jam sehari.

Jadi, misalnya kapasitas Prime yang tertera adalah 100KVA, maka genset dapat dipakai secara terus menerus (kontinu) pada kisaran 60-70KVA, dengan asumsi akan ada naik-turun beban atau beban kejut. Namun jika genset diharapkan menanggung 100KVA + beban kejut, lebih baik batasi pemakaian genset pada 8 jam sehari.

Jika Anda tidak menanyakan jenis kapasitas genset, biasanya Vendor akan memakai Prime Capacity sebagai dasar pembuatan penawaran.

CONTINUOUS RATING
Continuous Rating (Kapasitas Berkelanjutan) adalah beban konstan yang dapat ditanggung oleh genset secara terus menerus (continuous). Kata kuncinya adalah KONSTAN. Beban konstan artinya besar beban relatif stabil, tidak berubah-ubah dan minim beban kejut. Dalam kondisi ini genset dapat dijalankan 24/7, kecuali untuk perawatan.

Biasanya kapasitas Continuous yang tertera adalah 90-95% dari kapasitas Prime. (Misal kapasitas Prime tertera 100KVA, maka kapasitas Continuous bisa tertera 90-95KVA). Idealnya genset hanya dibebani 70-80% kapasitas Continuous yang tertera.

STAND BY RATING
Stand By Rating (Kapasitas Siaga) adalah kapasitas genset yang ditetapkan dengan pertimbangan bahwa genset jarang digunakan sehingga punya banyak waktu untuk istirahat (menjadi dingin), sehingga kapasitas Stand By yang tertera bisa 5-10% lebih besar daripada kapasitas Prime yang tertera. (Misal kapasitas Prime 100KVA, maka kapasitas Stand By yang tertera bisa berkisar antara 105-110 KVA).

Genset yang dipakai berdasarkan kapasitas Stand By-nya tidak boleh menanggung beban lebih besar dari yang kapasitas Stand By yang tertera. Jika dipakai untuk menanggung beban 100% kapasitas Stand By tertera, genset sebaiknya hanya berjalan 1 jam saja, dan tidak lebih dari 100 jam per tahun!

KESIMPULAN
Pada prinsipnya, tiap genset didesain untuk menanggung beban sesuai Prime Rating-nya. Jika dipaksa menanggung beban lebih besar dari Prime Rating pun sanggup asalkan tidak terlalu sering dan terlalu lama. Namun jika diberi beban yang ringan dan stabil (Continuous Rating), ia bisa berjalan terus menerus tanpa perlu istirahat.

Mudahnya seperti ini. Untuk Genset 100kVA (80kW) – (Prime Rating) yang ditawarkan berarti Continuous Rating nya adalah 80kVA (64kW).

Butuh bantuan info bisa via email ke :
petronarwastu@yahoo.com

Servis Genset

Service Genset

Service genset biasanya mengacu pada termin perbaikan. Padahal yang dimaksud dengan service genset adalah melakukan pemeliharaan secara berkala pada genset. Mengapa service genset ini menjadi penting? Karena seringkali para pemilik genset mengabaikan kebutuhan gensetnya. Hanya pada saat dibutuhkan genset baru dihidupkan. Padahal sama seperti produk lain yang membutuhkan oli, genset pun perlu sesekali dihidupkan untuk memanaskan komponen komponennya.

Apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga keawetan genset?

Kita bisa mulai dengan melakukan perawatan berupa pemeliharaan secara rutin. Untuk genset rumahan (residential genset) bisa dengan:

1. Memanaskan genset tiap minggu selama 5 menit.

2. Melakukan penggantian oli secara berkala minimal 1 tahun sekali atau 500 jam sekali.

3. Melakukan pembersihan genset pada saat dipanasi seminggu sekali.

4. Melakukan pemeriksaan terhadap battery dan kabel kabel kelistrikan.

Untuk industrial genset kita bisa melakukan service genset ringan seperti:

1. Memanaskan genset tiap minggu sekali selama 15 menit

2. Melakukan penggantian oli tiap 250jam atau maksimal 6 bulan sekali.

3. Melakukan pengecekan terhadap kekentalan oli, kecukupan air radiator, tegangan pada battery dan lain sebagainya.

Apabila ada kekurangan baik pada radiator maupun pada oli, segera hubungi penjual anda.

4. Melakukan pemeriksaan terhadap kemungkinan adanya kebocoran. Baik bocor oli, solar maupun air radiator.

5. Melakukan pemeriksaan terhadap tegangan kelistrikan.

6. Melakukan pemeriksaan kabel kabel.

7. Melakukan pembersihan terhadap kondisi fisik mesin.

Umumnya para pemilik lebih suka service genset mereka ditangani oleh pekerja pekerja mereka sendiri daripada diserahkan kepada perusahaan penjual yang dulu melakukan pemasangan di tempat mereka. Padahal jauh lebih efisien apabila para penjual genset tersebut diminta pertanggung jawaban mereka dalam hal service genset tersebut untuk periode beberapa tahun ke depan.

Penjual yang bertanggung jawab biasanya akan senang mendapat kontrak pekerjaan perawatan genset tersebut. Karena ini berarti pemasukan bagi mereka. Sedangkan bagi penjual yang tidak bertanggung jawab, mereka akan berdalih sedemikian rupa untuk tidak menerima pekerjaan tersebut.

Penting bagi pemilik genset sebelum menyerahkan service genset tersebut ke pihak lain untuk menanyakan layanan service mereka. Umumnya, penjual yang bertanggung jawab menyediakan fasilitas emergency call 1×24 jam apabila genset yang mereka tangani mengalami masalah..
Butuh info dan bantuan maintenance Genset bisa hubungi email: petronarwastu@yahoo.com